Perlu Anda pahami bahwa hukum Snellius tentang pembiasan, tidak hanya berlaku untuk bidang datar yang bening, namun hukum ini berlaku juga untuk bidang lengkung seperti pada gambar 16 di bawah ini. |
Gambar 16. Pembiasan cahaya pada bidang lengkung yang bening. |
Pada gambar 16 di atas benda A berada pada medium 1 dengan indeks bias mutlak n1 di depan sebuah permukaan cembung bening yang indeks bias mutlaknya n2. Sinar-sinar yang dekat sumbu utama datang melalui benda A menuju permukaan lengkung itu dan tiba di titik P lalu dibiaskan sehingga terbentuk bayangan benda A yakni di titik Bayangan ini bersifat nyata sebab dapat ditangkap oleh layar yang ditempatkan di titik tersebut.
Sekarang, Anda perhatikan segi tiga APP', segi tiga CPP' dan segi tiga A'PP'.
tan a =
tan b =
tan g =
untuk sinar-sinar paraksial (sudut kecil) harga tan a = a, tan b = b dan tan g = g serta jarak t = 0 sehingga tiga persamaan di atas berubah menjadi
tan a =
tan b =
tan g =
Selanjutnya, bila Anda perhatikan sudut i, nampak sudut datang ini bertolak belakang dengan sudut (a + b) sehingga kita dapatkan
i = a + b
atau
i =
dan sudut bias r yang besarnya r = b – g sama dengan
r =
Hukum Snellius untuk permukaan lengkung ini adalah
n1 sin i = n2 sin r
namun karena i dan r merupakan sudut-sudut kecil, maka besar sin i = i dan
sin r = r, sehingga persamaan di atas dapat diubah menjadi
Pada persamaan ini d ada di ruas kiri dan kanan persamaan sehingga dapat dihilangkan dari persamaan, kita dapatkan
dan bila kita tata ulang persamaan di atas akan kita peroleh
Persamaan permukaan lengkung
dengan
n1 = indeks bias medium di sekitar permukaan lengkung
n2 = indeks bias permukaan lengkung
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga ada perjanjian tanda berkaitan dengan persamaan-persamaan pada permukaan lengkung seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini.
s+ s- | Benda sejati (di depan permukaan lengkung) Benda maya (di belakang permukaan lengkung) |
s'+ s'- | Jika benda nyata (di belakang permukaan lengkung) Jika bayangan maya (di depan permukaan lengkung) |
R+ R- | Jika permukaan cembung dilihat dari letak benda Jika permukaan cekung dilihat dari letak benda |
Pembiasan pada permukaan lengkung tidak harus menghasilkan bayangan yang ukurannya sama dengan ukuran bendanya. Jadi istilah perbesaran (M) yang Anda temukan sewaktu mempelajari modul pemantulan cahaya, Anda jumpai kembali di sini dan persamaannya dapat ditentukan dengan bantuan gambar 17 di bawah ini.
Gambar 17. Pembentukan bayangan benda di depan permukaan cembung.
Pada gambar 17, tampak 3 sinar yang melalui benda AB dan menuju permukaan lengkung dibiaskan sedemikian oleh permukaan tersebut sehingga terbentuk bayangan A'B'. Bila tinggi benda AB = h dan tinggi bayangan A'B' = h', kita dapatkan
tan i = atau h = s tan i
tan r = atau h’ = - s’ tan r (tanda s’ negatif karena bayangan terbalik)
Perbesaran yang terjadi adalah
Bila i dan r merupakan sudut-sudut kecil, maka harga tan i = sin i dan tan r = sin r sehingga
dengan memasukkan harga-harga sin r dan sin i pada persamaan sebelumnya, maka didapat
Persamaan perbesaran pada permukaan lengkung
1. | Jari-jari salah satu ujung permukaan sebuah silinder kaca (nkaca = 1,5) setengah bola adalah 2 cm. Sebuah benda setinggi 2 mm ditempatkan pada sumbu silinder tersebut pada jarak 8 cm dari permukaan itu. Tentukan jarak dan tinggi bayangan bila silinder berada:
|
Penyelesaian:
a. Diketahui : | n1 = nu = 1 n2 = nkaca = 1,5 s = 8 cm h = 2 mm = 0,2 cm R = +2 cm (R bertanda positif karena permukaan cembung) |
Ditanya : s' dan h' |
Jawab :
Jadi jarak bayangan bernilai positif, yakni 12 cm di sebelah kanan permukaan lengkung, berlawanan pihak dengan sinar datang. Sementara itu perbesaran bayangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perbesaran pada permukaan lengkung,
Perbesaran -1 berarti bayangan terbalik dan tingginya sama dengan tinggi bendanya, yakni 2 mm. |
b. Diketahui : | n1 = nair = n2 = nkaca = 1,5 s = 8 cm h = 2 mm = 0,2 cm R = + 2 cm (R bertanda positif karena permukaan cembung) |
Ditanya : s' dan h' |
Jawab :
Jadi jarak bayangan bernilai negatif, yakni 18 cm di sebelah kiri permukaan lengkung, sepihak dengan sinar datang. Sementara itu sama dengan jawaban a, perbesaran bayangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perbesaran pada permukaan lengkung,
Perbesaran +2 berarti bayangan tegak dan tingginya 2 kali tinggi bendanya, yakni 4 mm. |
Contoh:
2. | Sebuah balok gelas (n = 1,5) salah satu ujungnya cekung dengan jari-jari 18 cm. Sebuah benda tegak berada 24 cm dari permukaan lengkung itu pada sumbu balok kaca itu. Tentukan letak dan perbesaran bayangan! |
Penyelesaian:
Diketahui : | n1 = nkaca = 1,5 (benda ada di dalam permukaan lengkung) n2 = nu = 1 s = 24 cm R = +18 cm (R bertanda positif karena permukaan cembung) |
Ditanya : s’ dan h’
Jawab : |
Sementara itu perbesaran bayangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan perbesaran pada permukaan lengkung,
= +0,69 |
Perbesaran +0,69 berarti bayangan tegak dan besar atau tingginya 0,69 kali besar atau tinggi bendanya.
Contoh:
3. | Seekor ikan berada di dalam akuarium berbentuk bola dengan jari-jari 30 cm. Posisi ikan itu 20 cm dari dinding akuarium dan diamati oleh seseorang dari luar akuarium pada jarak 45 cm dari dinding akuarium. Bila indeks bias air akuarium tentukanlah jarak orang terhadap ikan menurut |
Penyelesaian: a. Menurut orang (Orang melihat ikan. Sinar datang dari ikan ke mata orang)
b. Menurut orang (Ikan melihat orang. Sinar datang dari orang ke mata ikan)
Jadi, jarak bayangan orang atau jarak orang ke dinding akuarium menurut ikan bukan 45 cm melainkan 120 cm. Tanda minus pada jarak bayangan menyatakan bahwa bayangan bersifat maya. Jarak orang ke ikan menurut ikan sama dengan 20 cm ditambah 120 cm, yakni 140 cm. Ikan pada soal di atas hanya contoh saja sebab kita tidak tahu apakah ikan benar-benar melihat kita seperti halnya kita melihatnya. |
Bagaimana? Mudah-mudahan tiga contoh soal di atas dapat Anda pahami dengan baik. Tentu saja asal Anda serius dalam mempelajarinya. Cobalah kerjakan latihan soal di bawah ini. Gunakan cara yang sama seperti pada Contoh 3 di atas. Bila Anda benar akan Anda dapatkan jawaban untuk pertanyaan (a) 126 cm dan bayangan bersifat maya, untuk pertanyaan (b) bayangan juga bersifat maya berjarak 280 cm.
Latihan
Sebuah akuarium berbentuk bola dengan jari-jari 60 cm berisi air yang indeks biasnya . Seekor ikan di dalam akuarium itu berada pada jarak 40 cm dari dinding akuarium dan diamati oleh orang di luar akuarium 90 cm dari dinding akuarium tersebut. Tentukanlah jarak orang ke ikan:
a) menurut orang
b) menurut ikan
Selamat mencoba!
Fokus Permukaan Lengkung
Gambar 18. (a) Fokus pertama permukaan lengkung;
(b) Fokus kedua permukaan lengkung.
Permukaan lengkung mempunyai dua titik api atau fokus. Fokus pertama (F1) adalah suatu titik asal sinar yang mengakibatkan sinar-sinar dibiaskan sejajar. Artinya bayangan akan terbentuk di jauh tak terhingga (s’ = ~) dan jarak benda s sama dengan jarak fokus pertama F1 (Gambar 18.a) sehingga dari persamaan permukaan lengkung
kita dapatkan
berapapun besar indeks bias bila dibagi tak terhingga hasilnya akan nol, sehingga
atau
Sehingga kita dapatkan,
Persamaan fokus pertama permukaan lengkung/sferis
Fokus kedua (F2) permukaan lengkung adalah titik pertemuan sinar-sinar bias apa bila sinar-sinar yang datang pada bidang lengkung adalah sinar-sinar sejajar (Gambar 18.b). Artinya benda berada jauh di tak terhingga (s = ) sehingga dengan cara yang sama seperti pada penurunan fokus pertama di atas, kita dapatkan fokus kedua permukaan lengkung.
Persamaan fokus kedua permukaan lengkung
Contoh:
4. | Tentukan jarak fokus suatu permukaan lengkung dari kaca (nkaca = 1,5) yang berjari-jari 15 cm di udara. |
Penyelesaian: Jadi, jarak fokus pertama permukaan lengkung positif 30 cm. |
B. Lensa Tipis
Permukaan sebuah lensa dapat berupa bola, parabola atau silinder. Namun uraian materi modul ini hanya membicarakan lensa tipis dengan permukaan-permukaannya merupakan permukaan bola. Lensa dibedakan atas lensa positif atau lensa cembung (gambar 19.a) dan lensa negatif atau lensa cekung (gambar 19.b).
Gambar 19.
(a) Lensa positif terdiri dari: 1) lensa bikonveks (cembung ganda); 2) plankonfeks (cembung-datar); dan 3) cembung-cekung (konfeks-konkaf).
(b) Lensa negatif terdiri dari: 4) bikonkaf (cekung ganda); 5) plan-konkaf (cembung-datar); dan 6) cekung-cembung (konkaf-konveks).
Lensa positif disebut juga lensa konvergen karena lensa positif mengumpulkan berkas sinar (gambar 19.a), sedangkan lensa negatif disebut lensa divergen karena menyebarkan berkas sinar (gambar 19.b).
(a)
(b)
Gambar 20. (a) Lensa konvergen mengumpulkan berkas sinar
(b) lensa divergen menyebarkan berkas sinar.
Untuk penyederhanaan, lensa cembung di tulis (+) dan lensa cekung (–).
Gambar 21. Gambar sederhana lensa (a) lensa positif (b) lensa negatif.
Perhatikan perbedaan letak titik F1 dan F2 pada kedua jenis lensa pada Gambar 21 di atas. Hal ini disebabkan karena berdasarkan perjanjian berkas sinar datang dari sebelah kiri lensa dan permukaan lensa yang pertama kali ditembus oleh berkas sinar tersebut, titik fokusnya dilambangkan dengan F1.
Sebelum diuraikan bagaimana pembiasan cahaya pada lensa, terlebih dahulu diperkenalkan beberapa istilah berkaitan dengan lensa. Perhatikan gambar 22 di bawah.
Gambar 22. Istilah-istilah pada lensa.
1. 2. 3. 4. 5. 6 D. Berkas Sinar Istimewa Gambar 24. Tiga berkas sinar istimewa pada lensa positif.
Gambar 25. Tiga berkas sinar istimewa pada lensa negatif.
Berkas sinar-sinar istimewa di atas dibutuhkan saat kita hendak menentukan bayangan suatu benda yang dibentuk oleh lensa dengan cara melukis seperti dijelaskan berikut ini. Gambar 26. Pembentukan bayangan pada lensa positif untuk benda yang Benda AB pada gambar 26 di atas diletakkan di depan lensa positif pada jarak s dari pusat optik O. Untuk melukis bayangan benda AB sebenarnya cukup digunakan 2 dari 3 sinar istimewa saja. Namun pada gambar 26 di atas, tampak ketiga sinar istimewa itu ditampilkan. Bayangan benda AB, yakni A'B' terbentuk pada jarak s' dari pusat optik. Tampak bahwa titik B’ yang merupakan bayangan dari titik B terbentuk dari perpotongan tiga sinar istemewa. Cobalah Anda telusuri perjalanan tiga sinar istimewa tersebut pada gambar 26 agar Anda lebih memahaminya. Kita tak perlu melukis tiga sinar istimewa untuk menentukan bayangan titik A, sebab benda AB merupakan garis lurus yang tegak lurus pada sumbu utama. Jadi titik A' langsung kita tentukan begitu kita temukan titik B'. Caranya dengan menarik garis tegak lurus melalui sumbu utama dari titik B' itu. Nah, titik perpotongan dua garis inilah yang merupakan titik A’ sebagaimana tampak pada gambar 26 di atas. Bagaimana, mau mencoba melukis bayangan untuk benda AB dengan posisi yang berbeda dari gambar 26? Cobalah Anda perhatikan gambar 27 di bawah! Apa persamaan dan perbedaan antara gambar 27 ini dengan gambar 26?
Gambar 27. Pembentukan bayangan oleh lensa positif untuk benda yang diletakkan pada jarak lebih besar dari jarak antara pusat optik ke titik 2F2. Bila Anda perhatikan dua gambar itu akan tampak persamaan dan perbedaan kedua gambar tersebut. Kesamaannya adalah bahwa bayangan kedua benda terbentuk sebagai hasil pembiasan pada lensa yang dilukis menggunakan tiga sinar istimewa. Kesamaan yang lain adalah bahwa bayangan yang terbentuk posisinya terbalik dari posisi bendanya. Selanjutnya pada kedua gambar tampak benda di sebelah kiri atau di depan lensa, sedangkan bayangannya ada di sebelah kanan atau di belakang lensa. Sementara perbedaan antara kedua gambar dijelaskan sebagai berikut. Bagaimana kalau posisi benda AB berada antara pusat optik dan titik F2?
Gambar 28. Pembentukan bayangan pada lensa positif bila benda diletakkan Pada gambar 28 tampak bayangan A'B' yang terbentuk ada di depan lensa, tidak di belakang lensa seperti gambar terdahulu dan bayangan tampak tegak (tidak terbalik) serta lebih besar dari ukuran bendanya. Cara melukis bayangannya secara prinsip sebenarnya sama, yakni menggunakan tiga sinar istimewa. Hanya saja untuk mendapatkan bayangan benda A'B' garis-garis yang merupakan sinar-sinar bias dari tiga sinar istimewa tersebut harus diperpanjang ke belakang (garis putus-putus). Nah, perpotongan tiga garis putus-putus itulah yang merupakan titik bayangan B'. selanjutnya sama seperti gambar-gambar terdahulu bayangan A'B' dilukis dengan menarik garis A'B'. Saat benda di fokus utama, Anda tidak dapat melukis bayangan. Anda hanya mendapatkan berkas sinar istimewa setelah dibiaskan oleh lensa positif yang merupakan dua sinar yang sejajar. Dikatakan bahwa bayangan berada di jauh tak terhingga. Pada saat posisi benda tepat di titik 2F2 bayangan ada di belakang lensa tepat di titik 2F1 dan ukurannya akan sama dengan ukuran bendanya. Untuk lensa negatif, sifat-sifat bayangan dari suatu benda sejati di depan lensa selalu tegak, diperkecil dan maya seperti diperlihatkan gambar 29. Menggeser posisi benda AB digeser mendekati atau menjauhi pusat optik hanya merubah ukuran bayangan, namun tidak akan merubah sifat-sifat bayangan (silakan Anda mencobanya). Gambar 29. Sifat bayangan dari suatu benda sejati di depan lensa negatif selalu maya, Berkaitan dengan pembentukan bayangan pada lensa, tabel 1 di bawah memuat berbagai kemungkinan posisi benda dan posisi bayangan serta sifat bayangan tersebut. Anda dapat memeriksa kebenaran tabel tersebut dengan mencoba melukis sendiri bayangan benda pada posisi-posisi benda sesuai dengan data pada tabel tersebut. Tabel 1. Jarak benda jarak bayangan dan sifat bayangan pada lensa.
E. Dalil Esbach Gambar 30. Penomoran ruang menurut Dalil Esbach. Seperti tampak pada gambar 30 untuk ruang benda, ruang I antara pusat optik dan F2, ruang II antara F2 dan 2F2 serta ruang III di sebelah kiri 2F2, sedangkan ruang IV benda (untuk benda maya) ada di belakang lensa. Untuk ruang bayangan, ruang 1 antara pusat optik dan F1, ruang 2 antara F1 dan 2F1 serta ruang 3 di sebelah kanan 2F1, sedangkan ruang 4 (untuk bayangan maya) ada di depan lensa. Sama seperti pada pemantulan cahaya pada cermin lengkung, posisi bayangan ditentukan dengan menjumlahkan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan, yakni harus sama dengan lima. Misalnya benda berada di ruang II, maka bayangan ada di ruang 3. Lengkapnya dalil Esbach untuk lensa dapat disimpulkan sebagai berikut.
Contoh: Penyelesaian: F. Persamaan Lensa Tipis Gambar 31. Pembiasan pada lensa tipis yang permukaannya Berkas sinar yang berasal dari O ketika melewati permukaan ABC dibiaskan sedemikian sehingga terbentuk bayangan di titik I1. Oleh permukaan ADC bayangan I1 itu di anggap benda dan dibiaskan oleh permukaan ADC sedemikian sehingga terbentuk bayangan akhir di titik I2. Berdasarkan persamaan permukaan lengkung kita dapatkan persamaan untuk permukaan ABC, Untuk permukaan ADC Ingat, n1 adalah indeks bias medium di mana lensa berada dan n2 adalah indeks bias lensa (tepatnya indeks bias bahan lensa)! Seperti telah dikatakan sebelumnya, karena yang sedang dibicarakan adalah lensa tipis, maka ketebalan lensa (BD) diabaikan. Akibatnya jarak BI1 = DI1 sehingga ketika dua persamaan untuk dua permukaan lensa tipis di atas dijumlahkan, suku-suku yang mengandung BI1 atau DI1 pada kedua persamaan itu dapat dihilangkan (karena berlawanan tanda) lalu akan diperoleh, Pada gambar 31 di atas OB adalah jarak benda (s) dan DI2 adalah jarak bayangan (s'), maka atau Bila ruas kiri dan ruas kanan sama-sama kita bagi dengan n1 akan kita peroleh, Persamaan lensa tipis dengan s = jarak benda s' = jarak bayangan n1 = indeks bias medium sekeliling lensa n2 = indeks bias lensa R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa Persamaan lensa tipis di atas berlaku hanya untuk sinar-sinar datang yang dekat dengan sumbu utama lensa (sinar-sinar paraksial) dengan ketebalan lensa jauh lebih kecil dibandingkan dengan jari-jari kelengkungannya. G. Jarak Fokus Lensa-lensa Fokus lensa (F) didefinisikan sebagai letak bayangan jika bendanya berada di titik tak hingga. Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ke titik fokus (F). Jadi bila s = ~, maka f = s’. Bila kita masukkan data ini pada persamaan lensa tipis di atas, maka kita peroleh, karena = 0, maka Persamaan fokus lensa tipis dengan f = jarak fokus lensa n1 = indeks bias medium sekeliling lensa n2 = indeks bias lensa R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa Dalam menggunakan dua persamaan lensa tipis di atas, gunakan perjanjian tanda berikut ini.
Bila kedua persamaan fokus lensa tipis di atas kita gabungkan, maka akan didapat persamaan baru yang dikenal sebagai persamaan pembuat lensa, yaitu Persamaan perbesaran lensa tipis H. Perbesaran Bayangan Contoh 1:
Jawab:
Latihan Penyelesaian:
Jadi, fokus lensa positif sebesar 24 cm. Contoh 3: Penyelesaian:
Jadi, fokus lensa negatif sebesar -24 cm. Contoh 4: Penyelesaian:
Jadi, fokus lensa negatif sebesar -120 cm. Latihan Contoh 5: Penyelesaian:
Jadi, jarak benda 150 cm di depan lensa (sebab jarak s bertanda positif). Contoh 6: Penyelesaian:
Jari-jari kelengkungan lensa tidak mengalami perubahan saat lensa di udara atau di saat di air sehingga dapat dihilangkan dari persamaan, kita peroleh
Jadi, fokus lensa lensa di dalam air adalah 80 cm. Ini lebih besar dibandingkan saat lensa berada di udara. I. Kuat Lensa Penyelesaian:
Jawab:
J. Lensa Gabungan Lensa (1) dan lensa (2) pada gambar 32 digabung dengan sumbu utama berhimpit tanpa ada jarak antara keduanya (d = 0). Sebuah benda AB diletakkan pada jarak s1 dari kedua lensa itu. Pembiasan pada lensa (1) membentuk bayangan A'B' pada jarak s1. Bagi lensa (2) bayangan A'B' merupakan benda yang jaraknya -s2 dari lensa (Tanda minus karena benda di belakang lensa). “Benda” ini lalu dibiaskan oleh lensa (2) sehingga terbentuk bayangan A''B'' pada jarak s’2 dari lensa itu. Dengan menggunakan persamaan pembuat lensa kita dapatkan, Karenanya persamaan lensa gabungan berdasarkan gambar 33 ini adalah: Penyelesaian:
Jawab:
K. Aberasi Sferis Selain aberasi sferis, dikenal juga beberapa cacat lensa yang lain seperti astigmatisme, distorsi dan aberasi kromatis. Astigmatisme adalah kelainan pembentukan bayangan dari suatu benda titik yang jauh dari sumbu utama. Bayangan dari benda titik tidak berupa titik, tetapi dapat berupa ellips, lingkaran atau garis. Distorsi atau kelengkungan medan terjadi bila bayangan dari suatu benda yang datar (pipih) yang jauh dan tidak terletak pada sumbu utama lensa tampak melengkung sedangkan aberasi kromatis terjadi bila berkas sinar polikromatik yang melewati lensa tidak hanya dibiaskan, tapi juga diuraikan warna-warni seperti warna pelangi. Setiap warna akan mempunyai titik fokus yang berbeda-beda dimana warna merah mempunyai fokus paling jauh dan warna ungu mempunyai fokus paling dekat ke pusat optik.
Keterangan:
Tentukanlah jarak fokus lensa dengan cara memasukkan harga rata-rata + pada kolom 6 tabel di atas ke dalam persamaan lensa tipis: = + . Dari data tabel yang Anda dapatkan, selidiki pula kebenaran dalil Esbach tentang sifat-sifat bayangan pada lensa cembung. Selanjutnya, buatlah grafik hubungan antara dan , menggunakan data pada tabel tersebut. Bila Anda benar, maka grafik yang akan Anda peroleh adalah seperti tampak pada gambar 35. Gambar 35. Grafik hubungan antara dan , pada lensa cembung.. | Aperture: diameter lensa Pusat optik: Titik pada lensa di mana berkas sinar yang melalu titik ini akan diteruskan tanpa dibiaskan. Sumbu lensa: sumbu yang melalui pusat optik dan membelah lensa menjadi dua bagian Sumbu utama: garis lurus yang melalui pusat optik dan tegak lurus dengan sumbu lensa Fokus utama (F): Titik di mana berkas sinar sejajar akan dikumpulkan (lihat kembali Gambar 20.a) atau titik di mana seolah-olah berkas sinar mulai disebarkan (lihat kembali Gambar 20.b). Jarak fokus: jarak antara pusat optik dan fokus utama lensa. Gambar 23. Bidang fokus utama (a) pada lensa positif (b) pada lensa negatif. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar